SIMANTI : Solusi Sanitasi Masa Kini (EssayKu #2) |
Selamat Datang di Pustaka Angga. Sedikit berbagi pengalaman
mengenai Lomba Essay. pada tahun 2016, saya terpilih dalam mewakili sekolah
pada lomba Karya Tulis dalam rangka pemilihan Duta Sanitasi Provinsi Bali tahun
2016. Saya sempat bingung mengenai judul dan ide yang bagus dan menarik.
akhirnya setelah beberapa bulan memikirkan Ide, muncul pemikiran akan program
Pemerintash Provinsi Bali. Pemerintah Provinsi Bali tahun 2016 membuat program
yang dinamakan Bali Mandara. Salah satu program unggulan Bali Mandara adalah
SIMANTRI (Sistem pertanian Terintegrasi) melalui ini saya merencanakan
pembuatan karya tulis saya pada pemilihan Duta Sanitasi. Setelah beberapa
minggu menulis, akhirnya selesailah karya saya yang berjudul "
SIMANTRI : Solusi Sanitasi Masa Kini " karya tulis ini saya lombakan di
ajang pemilihan Duta Sanitasi provinsi Bali tahun 2016, tapi sayangnya belum
beruntung karena ketidaksesuaian dengan Tema -_-. Disini Pustaka Angga akan
memberikan/menampilkan karya tersebut, untuk lebih jelasnya bisa disimak
dibawah ini :
SIMANTRI : Solusi Sanitasi Masa Kini
Kegiatan SIMANTRI ( |
Kesehatan adalah syarat pokok keberlangsungan
kehidupan. Eksistensi setiap mahluk hidup termasuk manusia sangat tergantung
dari kesehatan. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kesehatan adalah sanitasi.
Sanitasi adalah usaha
untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan,
terutama kesehatan masyarakat; lingkungan cara
menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah,
air, dan udara (KBBI). Lebih lanjut sanitasi merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan
buangan berbahaya lainnya, sehingga meningkatnya kesehatan manusia (Wikipedia.com/wiki/sanitasi).
Adapun contoh dari penyebab adanya kerusakan dari sanitasi adalah bahan buangan
yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari : 1) Pencemaran udara, 2) Sampah, 3)
air bahan buangan domestik (cucian, air
seni, bahan buangan mandi atau cucian), dan
4) bahan buangan pertanian seperti
limbah ternak.
Pencemaran
udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, dan
merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami
maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat
alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional,
maupun global
(Wikipedia.com/wiki/pencemaran_udara). Jika
pencemaran udara tidak segera ditanggulangi maka akan berdampak serius terhadap
kesehatan. Menurut Sugiarto (2003), untuk tetap sehat manusia membutuhkan
sekitar 13,5 kg atau 10.000 liter udara bersih setiap hari. Manusia hanya bisa hidup antara satu sampai
dua menit tanpa udara. Kualitas udara di
luar ruangan dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam ruangan. Saat ini,
pencemaran udara memberikan dampak yang sangat besar bagi kesehatan manusia.
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan
manusia, yang keberadaannya banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola
dengan baik. Apabila dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan
bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Apabila dibakar akan
menimbulkan polusi udara. Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir. Dengan demikian sampah
yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber pencemar pada tanah, badan
air dan udara. Pengertian lain menyebutkan, sampah adalah semua benda
atau produk sisa dalam bentuk padat sebagai akibat aktivitas manusia, yang
dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh pemiliknya dan dibuang
sebagai barang yang tidak berguna ((http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/07/sanitasi-sampah.html). Masalah akan sampah menjadi
masalah yang tidak dapat teratasi dengan mudah. Sampah juga merupakan faktor
rusaknya lingkungan. Sampah menjadi momok besar dalam Sanitasi, karena sampah dapat
menyebabkan adanya pencemaran lingkungan yang dapat merusak Sanitasi. Dan oleh
karena itu, maka sebaiknya Sampah dapat dikelola dengan baik. 4R (Reduse,
Recycle, Reuse, Relace) merupakan 4 metode pengolahan sampah yang baik, jika
ke-4 metode ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka sanitasi dapat
menjadi lebih baik.
Air
juga merupakan komponen penting dalam Sanitasi. Ketersediaan Air bersih sangat
diharapkan dalam Sanitasi, tetapi masih banyak adanya pencemaran Air Bersih.
Air yang telah tercemar tidak baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat, karena
dapat menyebabkan banyak penyakit dan kesehatan menjadi terganggu. Secara
teoritis Air dapat diartikan sebagai senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi. Salah
satu sumber air masyarakat adalah Sungai. Pada saat ini sungai banyak mengalami
pencemaran, khususnya akibat limbah-limbah industri, limbah pertanian, serta
limbah peternakan. Limbah ini dapat mencemari sungai sehingga akan berdampak
pada masyarakat. Diharapkan pada pabrik-pabrik penghasil limbah dapat
memberhentikan pencemaran ini. Para peternak dan petani agar tidak membuang
limbah ternaknya ke sungai. Begitu juga limbah ternak dapat menimbulkan bau
busuk sehingga sangat mengganggu pernapasan.
Limbah ternak merupakan hasil sisa
buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak,
rumah potong hewan, dan sebagainya. Semakin berkembangnya usaha peternakan,
limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Total limbah yang dihasilkan
peternakan tergantung dari species ternak, besar usaha, tipe usaha dan lantai
kandang. Kotoran sapi yang terdiri dari feces dan urine merupakan limbah ternak
yang terbanyak dihasilkan dan sebagian besar manure dihasilkan oleh ternak
ruminansia seperti sapi, kerbau kambing, dan domba. Limbah peternakan meliputi
semua kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa
limbah padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua
limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak
yang mati, atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua
limbah yang berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air seni atau urine, air
dari pencucian alat-alat). Sedangkan limbah gas adalah semua limbah berbentuk
gas atau dalam fase gas. Limbah ternak
masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk mendorong
kehidupan jasad renik yang dapat menimbulkan pencemaran. Kehadiran limbah
ternak dalam keadaan keringpun dapat menimbulkan pencemaran yaitu dengan
menimbulkan debu.
Jika tidak dapat dikelola dengan baik maka Limbah
Ternak akan berdampak buruk bagi lingkungan. Dampak yang ditimbulkan oleh
limbah ternak adalah adanya Pencemaran karena gas metan menyebabkan
bau yang tidak enak bagi lingkungan sekitar. Gas metan (CH4) berasal dari
proses pencernaan ternak ruminansia. Gas metan ini adalah salah satu gas yang
bertanggung jawab terhadap pemanasan global dan perusakan ozon, dengan laju 1 %
per tahun dan terus meningkat. Tinja dan urine dari hewan yang tertular dapat
sebagai sarana penularan penyakit, misalnya saja penyakit anthrax melalui kulit
manusia yang terluka atau tergores. Spora anthrax dapat tersebar melalui darah
atau daging yang belum dimasak yang mengandung spora. Selain dapat menyebabkan
pencemaran udara, Limbah ternak juga dapat mencemari air. Salah satu akibat
dari pencemaran air oleh limbah ternak ruminansia ialah meningkatnya kadar
nitrogen. Senyawa nitrogen sebagai polutan mempunyai efek polusi yang spesifik,
dimana kehadirannya dapat menimbulkan konsekuensi penurunan kualitas perairan
sebagai akibat terjadinya proses eutrofikasi, penurunan konsentrasi
oksigen terlarut sebagai hasil proses nitrifikasi yang terjadi di dalam air
yang dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan biota air.
Mengingat limbah ternak tersebut belum dimanfaatkan
secara optimal, maka pemerintah Propinsi Bali menggulirkan sebuah program SIMANTRI.
SIMANTRI adalah suatu Sistem Pertanian Terintegrasi. SIMANTRI merupakan salah
satu program unggulan dari Pemerintas Provinsi Bali. . Program SIMANTRI didukung sepenuhnya oleh
Pimpinan Daerah melalui visi dan kebijakan perencanaan program pembangunan
strategis daerah untuk “Bali Mandara” (Bali Aman Damai dan Sejahtera). Adapun tujuan pelaksanaan SIMANTRI adalah 1) Mendukung berkembangnya diversifikasi usaha pertanian secara terpadu dan
berwawasan agribisnis, 2) Sebagai salah satu upaya
pengentasan kemiskinan, pengurangan pengangguran, mendukung pembangunan ramah
lingkungan, Bali bersih dan hijau (clean and green) serta program Bali Organik
menuju“Bali Mandara”, 3) Kegiatan utama adalah
integrasi tanaman dan ternak dengan kelengkapan : unit pengolah kompos,
pengolah pakan, instalasi bio urine dan biogas, 4) Dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan dengan target peningkatan
pendapatan petani pelaksana, minimal 2 (dua) kali lipat dalam 4 - 5 tahun ke
depan.
Berdasarkan tujuan tersebut
ada salah satu tujuan dari dilaksanakannya SIMANTRI ini untuk Sanitasi, yaitu
berbunyi “Kegiatan utama adalah integrasi
tanaman dan ternak dengan kelengkapan : unit pengolah kompos, pengolah pakan,
instalasi bio urine dan biogas” dan “Sebagai salah satu upaya
pengentasan kemiskinan, pengurangan pengangguran, mendukung pembangunan ramah
lingkungan, Bali bersih dan hijau (clean and green) serta program Bali Organik
menuju Bali Mandara”.
Uraian diatas
menjelaskan bahwa SIMANTRI mendukung Sanitasi, jadi program SIMANTRI selain
dapat mensejahterakan rakyat, juga dapat memperbaiki Sanitasi. SIMANTRI tanpa
limbah merupakan salah satu program SIMANTRI. Kegiatan integrasi yang
dilaksanakan juga berorientasi pada usaha pertanian tanpa limbah (zero waste) dan menghasilkan 4 F (food, feed,
fertilizer dan fuel). Kegiatan utama adalah mengintegrasikan usaha
budidaya tanaman dan ternak, dimana limbah tanaman diolah untuk pakan ternak
dan cadangan pakan pada musim kemarau dan limbah ternak (faeces, urine) diolah
menjadi bio gas, bio urine, pupuk organik dan bio pestisida. Adapunn beberapa
kiat-kiat dari Program SIMANTRI tanpa Limbah yang memberikan efek positif pada
Sanitasi, antara lain sebagai berikut :
Produk SIMANTRI ( |
1. SIMANTRI solusi pencemaran udara
Berdasarkan
uraian mengenai kegiatan SIMANTRI diatas, salah satunya adalah Pembuatan Biogas
dari limbah ternak. Permasalahan limbah
ternak, khususnya manure dapat diatasi dengan memanfaatkan menjadi bahan yang
memiliki nilai yang lebih tinggi. Salah satu bentuk pengolahan yang dapat
dilakukan adalah menggunakan limbah tersebut sebagai bahan masukan untuk
menghasilkan bahan bakar biogas. Kotoran ternak ruminansia sangat baik
untuk digunakan sebagai bahan dasar pembuatan biogas. Ternak ruminansia
mempunyai sistem pencernaan khusus yang menggunakan mikroorganisme dalam sistem
pencernaannya yang berfungsi untuk mencerna selulosa dan lignin dari rumput
atau hijauan berserat tinggi. Oleh karena itu pada tinja ternak ruminansia, khususnya
sapi mempunyai kandungan selulosa yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil analisis
diperoleh bahwa tinja sapi mengandung 22.59% sellulosa, 18.32% hemi-sellulosa,
10.20% lignin, 34.72% total karbon organik, 1.26% total nitrogen, 27.56:1 ratio
C:N, 0.73% P, dan 0.68% K. Biogas adalah campuran beberapa gas, tergolong
bahan bakar gas yang merupakan hasil fermentasi dari bahan organik dalam
kondisi anaerob, dan gas yang dominan adalah gas metan (CH4) dan gas
karbondioksida (CO2) (Simamora, 1989). Gasbio memiliki nilai kalor yang cukup
tinggi, yaitu kisaran 4800-6700 kkal/m3, untuk gas metan murni (100 %)
mempunyai nilai kalor 8900 kkal/m3.
Pembentukan biogas dilakukan
oleh mikroba pada situasi anaerob, yang meliputi tiga tahap, yaitu tahap
hidrolisis, tahap pengasaman, dan tahap metanogenik. Pada tahap hidrolisis
terjadi pelarutan bahan-bahan organik mudah larut dan pencernaan bahan organik
yang komplek menjadi sederhana, perubahan struktur bentuk primer menjadi bentuk
monomer. Pada tahap pengasaman komponen monomer (gula sederhana) yang terbentuk
pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan bagi bakteri pembentuk asam.
Produk akhir dari gula-gula sederhana pada tahap ini akan dihasilkan asam
asetat, propionat, format, laktat, alkohol, dan sedikit butirat, gas
karbondioksida, hidrogen dan amoniak. Jika tidak dikelola dengan baik Limbah ternak dapat menyebabkan adanya
pencemaran Udara, misalnya pada daerah-daerah perternakkan orang enggan untuk
melintas karena limbah ternak dapat menyebabkan adanya bau yang tidak
bersahabat. Berdasarkan hal tersebut SIMANTRI mengupayakan pengelolaan dari
setiap komponen seperti Limbah ternak, pada program SIMANTRI Limbah ternak ini
diolah menjadi produk Biogas. Produk Biogas yang dihasilkan oleh SIMANTRI
sangat bermamfaat bagi masyarakat karena dapat menjadi Gas pengganti pada
kompor Gas. Jadi kegiatan pemamfaatan Limbah Peternakkan khusunya kotoran sapi
oleh program SIMANTRI dapat menjadi salah satu solusi pencemaran udara akibat
limbah ternak.
2.
SIMANTRI
solusi pencemaran sungai
Selain
dapat menyebabkan pencemaran udara, Limbah ternak seperti kotoran sapi juga dapat mencemari ekosistem sungai. Sungai
merupakan aliran air yang besar dan memanjang
yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Air
yang mengalir di sungai sering dimamfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber Air
bersih, bertolak belakang dari hal tersebut, banyak petani yang membuang limbah
ternak ke sungai, hal ini dapat mencemari sungai sehingga kualitasi air sungai
menjadi tidak baik. Pada program SIMANTRI para petani dapat mengolah Limbah
ternak menjadi produk-produk yang lebih bermamfaat, seperti pupuk dan biogas. Pemanfaatan
limbah usaha peternakan terutama kotoran ternak sebagai pupuk organik dapat
dilakukan melalui pemanfaatan kotoran tersebut sebagai pupuk organik.
Penggunaan pupuk kandang (manure) selain dapat meningkatkan unsur hara pada
tanah juga dapat meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah dan memperbaiki
struktur tanah tersebut. Kotoran ternak dapat juga dicampur dengan bahan
organik lain untuk mempercepat proses pengomposan serta untuk meningkatkan
kualitas kompos tersebut. Jadi SIMANTRI dapat mengurangi adanya pencemaran sungai dan
sumber air bersih
3. SIMANTRI solusi peningkatan kualitas
lingkungan.
Dengan adanya SIMANTRI, akan menyebabkan dampak yang
sangat baik pada lingkungan. Program SIMANTRI ini dapat memberdayakan
masyarakat untuk bisa mengolah limbah-limbah pertanian dan perternakan menjad
produk-produk yang bernilai ekonomis.
Sebagai pakan ternak, limbah ternak kaya akan nutrien seperti protein, lemak
BETN, vitamin, mineral, mikroba dan zat lainnya. Tinja ruminansia juga
telah banyak diteliti sebagai bahan pakan termasuk penelitian limbah ternak
yang difermentasi secara anaerob. Penggunaan feses sapi untuk media hidupnya
cacing tanah, telah diteliti menghasilkan biomassa tertinggi dibandingkan
campuran feces yang ditambah bahan organik lain, seperti feses 50% + jerami
padi 50%, feses 50% + limbah organik pasar 50%, maupun feses 50% + isi rumen
50% (Farida, 2000). Dengan
pemamfaatan limbah-limbah ini maka pencemaran terhadapt lingkungan akibat
limbah akan menurun. Selain itu produk-produk hasil olahan para petani dan
peternak juga dapat menambah kualitas lingkungan, karena produk-produk yang dihasilkan
adalah produk-produk organik yang ramah lingkungan sehingga tidak dapat
mencemari lingkungan justru dapat menambah kualitas lingkungan hidup.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa program SIMANTRI adalah program yang sangat baik, dan dapat memberikan
solusi bagi sanitasi masa kini, seperti : 1) SIMANTRI Solusi pencemaran udara,
2) SIMANTRI Solusi pencemaran sungai, 3) SIMANTRI solusi peningkatan kualitas
lingkungan. Dengan digalakkannya program SIMANTRI, maka limbah ternak tidak
lagi menjadi masalah bagi sanitasi dan lingkungan tetapi justru memberikan
keuntungan bagi sanitasi dan lingkungan termasuk kehidupan ekonomi masyarakat.
Sekian bentuk karya tulis yang berjudul "SIMANTRI : Solusi Sanitasi Masa Kini" semoga dapat menjadi bahan refrensi teman-teman dalam merancang karya tulis yang lebih baik. Sekian dari kami, semoga bermamfaat.